Kisah Dua Ekor Ayam

Dulu,kau dan aku berasal dari dua butir telur yang berbeda. Kita dierami oleh satu induk,dan kita tak tahu siapa yang menetas terlebih dahulu. Konon,majikan di rumah kita menyebut kita sebagai ras 'ayam kate'. Kau dan aku termasuk telur yang menetas dari beberapa telur yang dierami induk kita. Kita beruntung bisa melihat dunia, sementara ada beberapa telur yang harus dilempar ke bak sampah karena gagal menetas. Aku tak tahu hari apa kita menetas, aku tak tahu siapa yang lebih tua dari kita. Yang kutahu,kita bersaudara.

Pada saat menetas,majikan di rumah kita kelewatan peduli dan sayangnya kepada kita. Karena kita adalah ayam langka di kediaman majikan. Semua ayam milik majikan adalah ayam Jawa, meskipun ada juga dua ekor ayam yang lebih eksklusif bagi majikan kita,yaitu ayam ketawa. Bentuk kepedulian majikan kita itu adalah dengan langsung memasukkan kita bersama teman-teman ke dalam kotak kardus yang diberi lampu. Saat itu kita sedih sekali karena harus berpisah dengan hangatnya dekapan ibu.
Pada saat kita masih kecil,warna bulu kita sama,yaitu kuning cerah dengan kicau suara kita yang menggemaskan para kucing.
Waktu berlalu,kita pun tumbuh besar.Kini kau dan aku berbeda warna,tapi kita terus bersama. Kita melalui hari-hari di lingkungan rumah majikan kita yang alami. Hingga suatu hari,kita dipindahkan ke kota untuk dibesarkan di sana. Kita pun melalui kehidupan kota yang panas dengan senyum dan kebersamaan,hingga tiba waktunya kita harus dibawa pulang kembali ke rumah majikan kita di desa,karena orang-orang kota terlalu sibuk sehingga tak sempat mengurus kita.
Kini kita melalui hari-hari seperti dulu,udara desa yang sejuk,dan kasih sayang majikan kita yang membuat kita terus tumbuh besar. Tapi sayang,majikan kita tak membiarkan kita bebas seperti dulu,sekarang kita berumahkan kotak bambu,hanya dapat melihat dunia dari balik pagar bambu. Aku tak tahu,apa rencana majikan kita esok hari. Yang kutahu,kita kuat dan sehat, kita senang karena bersama-sama dalam sebuah tempat,menikmati hari dan menghabiskan waktu dengan mengobrol apa saja tentang apa yang kita lihat. Dan yang tak kalah menyenangkan,kita dapat mengobrol dengan sang ayam bangsawan,'ayam ketawa', yang setiap hari menertawakan kekerdilan tubuh kita. Kita bahagia,namun tetap saja suatu hari nanti kita menginginkan kebebasan yang seutuhnya,untuk menikmati kehidupan dunia ini dan bermain ke tempat ayam tetangga serta berbaur dengan ras ayam Jawa,itik,bebek,bahkan menyapa kucing-kucing yang berkeliaran.

No comments:

Post a Comment