REFLEKSI AKSI NYATA PAKET MODUL 3.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 Refleksi Aksi nyata dari program Jumat Semangat:” Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” ini kami jabarkan dengan mengacu empat komponen, yaitu : Peristiwa (facts), Perasaan (feelings), Pembelajaran (findings), dan penerapan ke depan (future).

A.  Peristiwa (facts)

Komponen ini mencakup latar belakang tentang situasi yang dihadapi, apa yang dilakukan pada aksi nyata, dan hasil dari pelaksanaan aksi nyata.

1.    Latar belakang

Hal yang melatarbelakangi aksi nyata dari program Jumat Semangat: “ Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” adalah sebagai berikut:

a.       Di SDN Sukomanah, sudah terdapat kegiatan Jumat sehat. Kegiatan jumat sehat dilakukan sebulan sekali, pada hari Jumat di minggu terakhir. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengelilingi lingkungan pedesaan dengan rute yang berganti setiap bulannya. Setelah melakukan jalan sehat, biasanya anak langsung kembali ke sekolah dan menikmati bekal yang dibawa.

b.      Hasil diskusi dengan rekan CGP dalam satu kecamatan, yaitu dari SDN Geparang dan SMAN 9 Purworejo  menghasilkan rumusan program Jumat Semangat: “ Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku”. Program tersebut berisi kegiatan Jumat Bersih dan Jumat Sehat.

c.       Kegiatan Jumat Bersih telah berjalan di SMAN 9 Purworejo, di mana setiap hari Jumat anak melakukan kegiatan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. Hal ini belum berlangsung di SDN Sukomanah. Kegiatan Jumat Bersih akan kami adopsi agar dapat dijalankan di SDN Sukomanah setiap sebulan sekali pada hari Jumat minggu kedua.

2.    Rencana Tindakan

Hal yang akan dilakukan pada program Jumat Semangat:” Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” antara lain:

a.       Kegiatan Jumat Sehat disisipi dengan muatan kegiatan yang bermakna, yaitu mengunjungi kegiatan lembaga kemasyarakatan.

b.      Kegiatan Jumat Bersih difokuskan untuk membersihkan lapangan sekolah. Selama pandemi, lapangan sekolah tidak terurus, digunakan warga untuk memarkir mobil, menggembala kambing, menjemur jagung, sabut kelapa, bahkan untuk membuang sampah. Pada masa kegiatan tatap muka terbatas, kegiatan olahraga akan mulai dilakukan di lapangan, sehingga perlu dilakukan pembersihan dan penataan lapangan.

3.    Tahapan aksi nyata

Untuk melakukan aksi nyata ini, tahapan yang akan dilakukan yaitu

a.       Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat

b.      Menyampaikan program yang akan dilaksanakan

c.       Mengomunikasikan kebutuhan dan bentuk dukungan yang diperlukan

d.      Memastikan siapa yang terlibat

e.       Menyusun jadwal untuk menjalankan aksi nyata

4.    Hasil aksi nyata

a.       Kegiatan Jumat Sehat berhasil dilakukan dengan menyisipkan kegiatan pelatihan membatik bagi siswa kelas V. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan menggabungkan siswa pada pelatihan membatik yang dilakukan oleh Bidang Pemberdayaan Masyarakat desa sukomanah. Pada kegiatan pelatihan tersebut, siswa diajari membatik dari nol sampai jadi oleh pelatih dari Purworejo.

Siswa berbaris untuk melakukan jalan sehat


 Kegiatan jalan sehat mengelilingi lingkungan desa

Siswa mengunjungi pelatihan membatik di balai desa Sukomanah


Siswa menyimak materi dari narasumber


Narasumber memberikan contoh cara menggambar pola di kain

 

Narasumber memberikan contoh cara memasukkan kain ke pamidangan

  

Narasumber menunjukkan malam (parafin) yang akan digunakan untuk membatik

 

Siswa menggambar pola di kain 


                                                       Siswa menggambar pola di kain

 

Narasumber mengajarkan cara membatik dengan canting

 

           

Siswa melakukan praktik membatik dengan canting

  

Siswa melakukan praktik membatik dengan canting

 

          Siswa melakukan praktik membatik dengan canting

 

            Siswa melakukan proses pewarnaan

 

Kain yang telah diwarnai dicelup di waterglass

 

Proses penjemuran setelah kain dicelup dengan waterglass

 

Proses perebusan setelah kain dijemur

 

Pembilasan kain yang telah direbus


Hasil akhir setelah dilakukan perebusan


b.        Kegiatan Jumat Bersih telah dilakukan dengan kerja bakti bersama siswa dan guru untuk membersihkan lapangan sekolah dan menanam pohon pucuk merah di sekeliling lapangan.

                                  Kerja bakti memangkas pagar di sekeliling lapangan

Kerja bakti memotong rumput di lapangan


Siswa mencangkul tanah

 

Guru mendampingi siswa dalam kegiatan menanam pohon

 

Siswa memasukkan tanaman ke dalam tanah

 

Pemagaran tanaman dengan patok bambu

 

           Pagar dililit dengan tali rafia

 

Pemberian patok nama pada tanaman pucuk merah


B.   Perasaan selama melakukan aksi nyata

Komponen ini berisi perasaan selama atau setelah menjalankan aksi nyata. Perasaan yang dialami adalah sebagai berikut:

1.      Takut

Sebelum melaksanakan program, ada rasa takut jika program yang telah direncanakan tidak mendapat dukungan. Ada rasa takut untuk menjalin kolaborasi dengan lembaga kemasyarakatan dan pemangku kepentingan lainnya.

2.      Tertantang

Selama menjalankan aksi nyata, ada perasaan tertantang karena membutuhkan kolaborasi dengan rekan sejawat yang senior, kepala sekolah, dan kemampuan koordinasi yang terus menerus.

3.      Termotivasi

Selama pelaksanaan aksi nyata, ada perasaan termotivasi karena mendapatkan berbagai bentuk dukungan dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.

4.      Senang

Setelah pelaksanaan aksi nyata, ada rasa senang karena dapat menerapkan program yang berdampak pada murid.

 

C.     Pembelajaran (findings)

Komponen ini berisi tentang pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik dari kegagalan maupun keberhasilan. Pembelajaran yang diperoleh dari penerapan program “Jumat Semangat, Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” antara lain:

1.      Muncul hal-hal tak terduga yang mendukung pelaksanaan aksi nyata

Selama aksi nyata, terdapat dukungan dari sumber daya manusia yang ada di sekolah, dukungan finansial dari pihak sekolah, dan dukungan dari lembaga kemasyarakatan.

2.      Muncul alternatif solusi saat hal yang direncanakan tidak dapat terlaksana

Program Jumat Bersih untuk penataan lapangan semula direncanakan untuk memagari lapangan dengan pagar bambu, agar tanaman yang ada di lapangan tidak rusak. Ternyata, saat pelaksanaannya pemagaran dengan bambu belum dapat dilaksanakan karena terkendala biaya. Alternatif solusi yang muncul yaitu setiap siswa membawa patok bambu sebanyak empat buah. Patok tersebut akan digunakan untuk memagari tanaman pucuk merah supaya aman.

 

D.   Penerapan ke depan (future)

Komponen ini berisi rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang. Rencana perbaikan yang akan diterapkan antara lain:

1.      Koordinasi yang lebih intensif dengan sumber daya manusia yang ada di sekolah

Untuk menjalankan suatu program, diperlukan konsistensi dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang intensif dengan kepala sekolah, rekan sejawat, siswa, wali murid, dan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam program yang telah dilaksankan.

2.      Melakukan monev dari kegiatan yang telah berjalan

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk meninjau program yang telah dilaksanakan, menganalisis hambatan dan tantangan yang dihadapi, dan menemukan solusi permasalahan yang dihadapi.