Saat Ayahku Menjadi Guru di Papua


Sore hari saat santai,saya meluangkan waktu untuk membuka-buka album foto lama. Saya temukan gambar di atas, yaitu foto ayah saat menjadi guru di Papua pada tahun 1989. Foto di atas memang telah rusak sebagiannya,namun masih tampak jelas untuk dilihat. 

Ayah mengajar di SDN Macuan,Kecamatan Warmare Kabupaten Manokwari. Seperti itulah gambarannya. Semua siswanya adalah anak-anak penduduk asli Papua. Untuk menuju sekolah,ayah saya harus bersepeda sepanjang 10 km dengan jalan berbatu-batu yang tidak rata.Keadaan ini sungguh berbeda dengan keadaan saya sekarang. Mengajar di SD tepi jalan,akses transportasi mudah,dan fasilitas yang serba ada. 
Saya terharu bila mendengar cerita ayah saya saat mengajar di pedalaman Anggi,tempat ayah saya mengajar sebelum SD Macuan ini. Nama sekolah itu adalah SD YPPGI Tumbrok. Untuk menuju ke sekolah,dari pemukiman transmigrasi yang kami tempati,ayah bersama seorang temannya harus menumpang truk sampai Manokwari selama setengah hari. Setelah itu,mereka naik pesawat cesna dengan membayar Rp 27.000,00 dan turun di tepi Danau Laki-laki Kecamatan Anggi,lalu naik motorboat selama 2 jam untuk sampai ke tepi Danau Perempuan. Dari tepi Danau Perempuan ini,ayah dan temannya menunggu jemputan penduduk asli yang tinggal di sekitar SD Tumbrok. Setelah dijemput,mereka berjalan kaki selama 6 jam naik turun bukit.
Dalam usia 25 tahun,ayah saya sudah menghadapi petualangan yang begitu menakjubkan.

Saya sungguh bersyukur dengan keadaan yang serba mudah. Semoga saya dapat meneladani semangat ayah untuk mengajar dan mendidik dengan baik.

No comments:

Post a Comment