Sepanjang Jembatan Merah

Pada hari Minggu kemarin saya bersama beberapa orang teman menjelajahi Kota Surabaya. Kami bermaksud naik bus wisata gratis untuk keliling kota. Bus wisata yang bernama Surabaya Heritage Track tersebut beroperasi setiap hari kecuali hari Senin. Waktu pemberangkatan bus tersebut adalah pukul 09.00, pukul 13.00 dan pukul 15.00. Rute yang ditempuh pun berbeda-beda untuk setiap jam pemberangkatan. Lama waktu perjalanan Surabaya Heritage Track adalah satu setengah jam.
Maksud kami untuk keliling Kota Surabaya hari itu rupanya belum bisa terlaksana karena untuk naik Surabaya Heritage Track harus memesan tiket beberapa hari sebelumnya. Kami pun memesan tiket untuk pekan depan dan mengganti acara dengan memasuki House of Sampoerna yang merupakan pangkalan dari Surabaya Heritage Track. Kami menghabiskan waktu satu jam lebih mengamati bagian dalam Museum Sampoerna yang terdiri dari dua lantai. Di dalam museum yang dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara itu terdapat benda-benda bersejarah dan foto-foto perkembangan pabrik rokok Sampoerna di Indonesia. Setelah puas mengamati museum,kami kemudian keluar dan berjalan menuju ke JMP ( Jembatan Merah Plaza ) yang ditempuh dengan 15 menit jalan kaki.
Jembatan Merah Plaza merupakan pusat perbelanjaan yang terletak tak jauh dari Jembatan Merah. Seperti mall pada umumnya, Jembatan Merah Plaza menyediakan berbagi barang kebutuhan pengunjung, games center dan food court. Setelah lelah mengelilingi mall dan naik turun eskalator, kami keluar dan berjalan kembali menyusuri kawasan kota tua itu. Jalan-jalan di sekitar JMP cukup luas dengan trotoar yang lebar dan nyaman sehingga membuat pejalan kaki begitu leluasa untuk berjalan bahkan berlari.
Jembatan Merah sama seperti jembatan pada umumnya. Jembatan yang panjangnya 40 meter itu merupakan monumen sejarah Kota Surabaya. Dalam sebuah penjelasan yang saya temukan di Wikipedia,Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perniagaan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Plaza Jembatan Merah.
 Jembatan merah sungguh gagah
berpagar gedung indah
Sepanjang hari yang melintasi
silih berganti
Mengenang susah hati patah
ingat zaman berpisah
Kekasih pergi sehingga kini
belum kembali
Biar jembatan merah
andainya patah akupun bersumpah
Akan kunanti dia disini
bertemu lagi.

No comments:

Post a Comment