Menikmati Keindahan Balai Kota

Pada akhir pekan kemarin, saya mengikuti tour gratis Surabaya Heritage Track selama satu setengah jam. Bus berangkat dari House of Sampoerna pada pukul 15.00. Untuk naik Surabaya Heritage Track (SHT) saya telah memesan tiket 5 hari sebelum keberangkatan. Rute SHT sore itu adalah Balai Kota dan Gedung Kesenian. SHT dapat memuat dua puluh penumpang. Perjalanan kami disertai oleh dua orang pemandu yang menjelaskan sejarah gedung-gedung tua di sepanjang jalan yang dilalui. 
Sungguh menyenangkan menikmati perjalanan sore hari di kota tua. Kami melalui gedung-gedung bersejarah yang meninggalkan jejak peristiwa zaman penjajahan. Kami melewati Jembatan Merah, Gedung P2T, Hotel Majapahit, Balai Pemuda,Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, dan Kawasan Kraton. Ketika sampai di Balai Kota Surabaya, kami diberi waktu selama sepuluh menit. Waktu yang singkat tersebut saya manfaatkan untuk menikmati keindahan halaman dan kompleks Balai Kota.

Halaman Balai Kota Surabaya dihiasi dengan kesegaran air mancur yang dikelilingi oleh tanaman dalam pot. Ketinggian semburan air mancur yang melingkari sebuah kolam itu kira-kira mencapai 10 m. Dari tepi air mancur tersebut dapat saya merasakan percikan air yang jernih dan menyejukkan. Gedung Balai Kota belum pernah dipugar sejak pertama berdiri, hanya dilakukan perawatan untuk menjaga kekokohan bangunannya. Tak hanya menikmati keindahan halamannya, saya juga masuk ke Gedung Balai Kota.
Seorang pemandu dari SHT mengajak kami mengenal gedung Balai Kota. Di dekat pintu masuk gedung tersebut terdapat beberapa keterangan tentang sejarah pendirian gedung Balai Kota. Bangunan gedung Balai Kota tampak kokoh dan tertata rapi. Kesan lain yang saya tangkap adalah bersih dan nyaman. Setelah 10 menit berlalu, rombongan tour SHT melanjutkan perjalanan ke Gedung Kesenian. Untuk sampai ke Gedung Kesenian, hanya diperlukan waktu sekitar 5 menit.
 Di Gedung Kesenian, sedang ada latihan untuk pertunjukan Reog Ponorogo yang akan dimulai pada pukul 19.00. Lima orang pria menari di panggung untuk gladi bersih pementasan. Saya kemudian berjalan ke belakang Gedung Kesenian, ternyata di situ ada sebuah sanggar yang bernama Cak Durasim. Di Sanggar Cak Durasim, sedang ada latihan tari. Beberapa gadis belia dan anak-anak usia Sekolah Dasar sedang menarikan Tari Bali. Seorang pelatih wanita berada di depan dan seorang lainnya membenarkan gerakan-gerakan para peserta tari di sanggar tersebut.
Selama 20 menit kami berada di Gedung Kesenian. Menikmati latihan pementasan Reog Ponorogo dan Tari Bali serta mengelilingi beberapa stand penjual souvenir adalah rangkaian kegiatan yang dapat kami selesaikan dalam waktu singkat tersebut.Setelah itu, rombongan tour SHT kembali ke House of Sampoerna. Tepat pukul 16.30 perjalanan tour singkat pun usai. Itulah sedikit cerita akhir pekan saya di Surabaya.

No comments:

Post a Comment