Lembutnya Senja di Pantai Kute

Senin, 23 Juni 2014. Saya berkesempatan mengunjungi pantai Kute. Bila selama ini saya hanya mendengar atau melihat lewat media, senja itu dengan segenap indera saya bisa menikmati keindahan Pantai Kute. 
Seperti pantai-pantai pada umumnya, Kute adalah ombak, pasir,angin, matahari terbenam, voli pantai, berjemur, dan turis. Satu hal menonjol yang mungkin membedakan Kute dari pantai-pantai lain adalah keberadaan turis asing yang memanfaatkan pantai sebagai arena berjemur dan berselancar dengan keindahan ombak.
Kute adalah pantai di Bali dengan pasir putih yang lembut dan hangat. Bibir pantainya begitu landai sehingga memudahkan pengunjung untuk menjemput gulungan ombak yang ramah. Hamparan pasir putih sejauh 12 km tersebut cukup luas dan memberikan ruang bagi para turis asing yang ingin berjemur maupun bermain bola atau voli pantai. Selain berjemur, para wisatawan dapat menikmati jasa pijat bila mereka menginginkan untuk sedikit rileks setelah bermain ombak dan berjalan di butiran pasir yang lembut.
Senja itu, Kute cukup ramai dengan pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara.Semua ingin melihat sunset yang memiliki pesona di balik warna keemasannya yang terpancar di ufuk barat. Sunset yang mengisyaratkan waktu istirahat bagi jiwa dan raga setelah lelah dengan berbagai aktivitas.
Senja itu, matahari bersinar lembut. Matahari senja di pantai Kute seolah mengisyaratkan kelelahannya menatap ribuan pengunjung yang bermain di tepian pantai. Matahari senja itu tidak setajam matahari terbenam yang pernah saya saksikan di tempat lain. Meskipun begitu, saya tetap merasa puas bisa mengunjungi pantai Kute. Dalam benak saya, rasanya tak perlu jauh-jauh lagi bila ingin melihat keindahan Kute. Kute bagi saya bak Indrayanti. Bedanya, Indrayanti memiliki bukit-bukit karang yang lumayan terjal, sedangkan Kute hanya landai saja.Matahari senja di pantai Kute perlahan menghilang, hingga semakin redup dan gelap pun datang menutup cerita Kute hari itu. Seperti itu pula hari-hari kita yang telah berlalu, tertutup dan berganti.
Inilah saat-saat terakhir matahari terbenam di pantai Kute. Saya abadikan dalam sebuah tulisan yang mungkin bisa saya kenang pada hari-hari mendatang.  Sungguh saya mengagumi ciptaan Allah, sebuah pantai yang indah untuk melabuhkan segenap rasa lelah. Jika di dunia ini begitu banyak hal yang menyita segenap pikiran dan badan kita, maka di sebuah tempat di dunia tersebut juga ada penawar penat dan lelah, sebuah tempat yang bila kita berkunjung membuat kita merasa nyaman. 

No comments:

Post a Comment