Mengapa Tikus Mengerat Kayu ?

Tersebutlah seorang anak bernama Bani. Menuliskan ringkasan cerita ini dari sebuah buku yang dibacanya di perpustakaan sekolah dengan gaya tulisannya yang kecil-kecil seperti serundeng. Berkali-kali aku menegurnya. Meski demikian tulisan anak itu masih terbaca.
Begini cerita yang ditulis anak itu :
Suatu hari, ada Ibu Tikus tercebur ke dalam ember. Tikus itu tak dapat keluar dari ember hingga berhari-hari. Si Anak Tikus mencari-cari ibunya, hingga akhirnya ditemukanlah Ibu Tikus di dalam ember.
Dengan berbagai cara, akhirnya Si Anak Tikus dapat mengeluarkan ibunya dari ember. Ibu Tikus terkulai lemas dan berkata kepada anak Tikus untuk membawakannya sepotong kayu.
Berangkatlah Anak Tikus sambil berpikir bahwa ibunya kelaparan.

Tak lama setelah berjalan, Si Anak Tikus menemukan roti. Segeralah dibawa roti itu kepada Ibu Tikus. Si Anak Tikus lupa bahwa Ibu Tikus ingin dibawakan sepotong kayu. 
Diberikan roti itu kepada Ibu Tikus. Lalu Ibu Tikus kembali meminta kepada anaknya untuk membawakan sepotong kayu. Lama sekali Anak Tikus itu pergi, hampir setengah hari.
Saat Anak Tikus kembali, ia sedih sekali karena mendapati Ibu Tikus sudah tiada. 
Datanglah Ayah Tikus yang baru pergi dari berburu. Lalu Ayah Tikus bertanya kepada Si Anak Tikus : "Apa yang terjadi pada ibumu nak ?" Anak Tikus menjawab,"Ayah, Ibu telah mati kelaparan. Ibu minta dibawakan sepotong kayu, tapi aku terlambat membawakannya,tetapi aku sudah memberinya sepotong roti". Ayah tikus pun sedih, " Coba kau bergerak lebih cepat untuk membawakan ibumu sepotong kayu,ibumu akan selamat. Gigi depan kita tumbuh lebih cepat sehingga kita harus mengikirnya agar tidak terlalu panjang. Jika gigi depan kita terlalu panjang maka kita tidak bisa makan ". Si Anak Tikus menyesal,"Maafkan aku ayah, aku belum tahu itu".
Hmmm, bagus juga ya cerita tulisan siswa saya itu. Saya juga baru tahu mengapa tikus mengerat kayu :).

No comments:

Post a Comment