Refleksi Aksi nyata dari program Jumat Semangat:” Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” ini kami jabarkan dengan mengacu empat komponen, yaitu : Peristiwa (facts), Perasaan (feelings), Pembelajaran (findings), dan penerapan ke depan (future).
A. Peristiwa
(facts)
Komponen ini mencakup latar belakang
tentang situasi yang dihadapi, apa yang dilakukan pada aksi nyata, dan hasil
dari pelaksanaan aksi nyata.
1. Latar
belakang
Hal
yang melatarbelakangi aksi nyata dari program Jumat Semangat: “ Bersih
Sekolahku, Sehat Jasmaniku” adalah sebagai berikut:
a. Di
SDN Sukomanah, sudah terdapat kegiatan Jumat sehat. Kegiatan jumat sehat
dilakukan sebulan sekali, pada hari Jumat di minggu terakhir. Kegiatan yang
dilakukan yaitu mengelilingi lingkungan pedesaan dengan rute yang berganti
setiap bulannya. Setelah melakukan jalan sehat, biasanya anak langsung kembali
ke sekolah dan menikmati bekal yang dibawa.
b. Hasil
diskusi dengan rekan CGP dalam satu kecamatan, yaitu dari SDN Geparang dan SMAN
9 Purworejo menghasilkan rumusan program
Jumat Semangat: “ Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku”. Program tersebut berisi kegiatan
Jumat Bersih dan Jumat Sehat.
c. Kegiatan
Jumat Bersih telah berjalan di SMAN 9 Purworejo, di mana setiap hari Jumat anak
melakukan kegiatan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. Hal ini belum
berlangsung di SDN Sukomanah. Kegiatan Jumat Bersih akan kami adopsi agar dapat
dijalankan di SDN Sukomanah setiap sebulan sekali pada hari Jumat minggu kedua.
2. Rencana
Tindakan
Hal
yang akan dilakukan pada program Jumat Semangat:” Bersih Sekolahku, Sehat
Jasmaniku” antara lain:
a. Kegiatan
Jumat Sehat disisipi dengan muatan kegiatan yang bermakna, yaitu mengunjungi
kegiatan lembaga kemasyarakatan.
b. Kegiatan
Jumat Bersih difokuskan untuk membersihkan lapangan sekolah. Selama pandemi,
lapangan sekolah tidak terurus, digunakan warga untuk memarkir mobil,
menggembala kambing, menjemur jagung, sabut kelapa, bahkan untuk membuang
sampah. Pada masa kegiatan tatap muka terbatas, kegiatan olahraga akan mulai
dilakukan di lapangan, sehingga perlu dilakukan pembersihan dan penataan
lapangan.
3. Tahapan
aksi nyata
Untuk
melakukan aksi nyata ini, tahapan yang akan dilakukan yaitu
a. Melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat
b. Menyampaikan
program yang akan dilaksanakan
c. Mengomunikasikan
kebutuhan dan bentuk dukungan yang diperlukan
d. Memastikan
siapa yang terlibat
e. Menyusun
jadwal untuk menjalankan aksi nyata
4. Hasil
aksi nyata
a. Kegiatan
Jumat Sehat berhasil dilakukan dengan menyisipkan kegiatan pelatihan membatik
bagi siswa kelas V. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan menggabungkan siswa
pada pelatihan membatik yang dilakukan oleh Bidang Pemberdayaan Masyarakat desa
sukomanah. Pada kegiatan pelatihan tersebut, siswa diajari membatik dari nol
sampai jadi oleh pelatih dari Purworejo.
Siswa berbaris untuk melakukan jalan sehat
Kegiatan jalan sehat mengelilingi lingkungan desa
Siswa mengunjungi pelatihan membatik di balai desa Sukomanah
Siswa menyimak materi dari narasumber
Narasumber memberikan contoh cara
menggambar pola di kain
Narasumber memberikan contoh cara
memasukkan kain ke pamidangan
Narasumber menunjukkan malam
(parafin) yang akan digunakan untuk membatik
Siswa menggambar pola di kain
Siswa menggambar pola di kain
Narasumber mengajarkan cara membatik
dengan canting
Siswa melakukan praktik membatik dengan canting
Siswa
melakukan praktik membatik dengan canting
Siswa
melakukan proses pewarnaan
Kain yang telah diwarnai dicelup di
waterglass
Proses penjemuran setelah kain dicelup dengan waterglass
Proses perebusan setelah kain dijemur
Pembilasan kain yang telah direbus
Hasil akhir setelah dilakukan perebusan
b.
Kegiatan Jumat Bersih telah dilakukan
dengan kerja bakti bersama siswa dan guru untuk membersihkan lapangan sekolah
dan menanam pohon pucuk merah di sekeliling lapangan.
Kerja bakti memangkas pagar di sekeliling lapangan
Kerja bakti memotong rumput di lapangan
Siswa mencangkul tanah
Guru mendampingi siswa dalam kegiatan
menanam pohon
Siswa memasukkan tanaman ke dalam tanah
Pemagaran tanaman dengan patok bambu
Pagar
dililit dengan tali rafia
Pemberian patok nama pada tanaman pucuk merah
B. Perasaan selama melakukan aksi nyata
Komponen
ini berisi perasaan selama atau setelah menjalankan aksi nyata. Perasaan yang
dialami adalah sebagai berikut:
1. Takut
Sebelum melaksanakan program, ada rasa
takut jika program yang telah direncanakan tidak mendapat dukungan. Ada rasa
takut untuk menjalin kolaborasi dengan lembaga kemasyarakatan dan pemangku
kepentingan lainnya.
2. Tertantang
Selama menjalankan aksi nyata, ada
perasaan tertantang karena membutuhkan kolaborasi dengan rekan sejawat yang
senior, kepala sekolah, dan kemampuan koordinasi yang terus menerus.
3. Termotivasi
Selama pelaksanaan aksi nyata, ada
perasaan termotivasi karena mendapatkan berbagai bentuk dukungan dari pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan program.
4. Senang
Setelah pelaksanaan aksi nyata, ada rasa senang karena
dapat menerapkan program yang berdampak pada murid.
C.
Pembelajaran (findings)
Komponen
ini berisi tentang pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi
baik dari kegagalan maupun keberhasilan. Pembelajaran yang diperoleh dari
penerapan program “Jumat Semangat, Bersih Sekolahku, Sehat Jasmaniku” antara
lain:
1. Muncul
hal-hal tak terduga yang mendukung pelaksanaan aksi nyata
Selama aksi nyata, terdapat dukungan dari
sumber daya manusia yang ada di sekolah, dukungan finansial dari pihak sekolah,
dan dukungan dari lembaga kemasyarakatan.
2. Muncul
alternatif solusi saat hal yang direncanakan tidak dapat terlaksana
Program Jumat Bersih untuk penataan
lapangan semula direncanakan untuk memagari lapangan dengan pagar bambu, agar
tanaman yang ada di lapangan tidak rusak. Ternyata, saat pelaksanaannya
pemagaran dengan bambu belum dapat dilaksanakan karena terkendala biaya.
Alternatif solusi yang muncul yaitu setiap siswa membawa patok bambu sebanyak
empat buah. Patok tersebut akan digunakan untuk memagari tanaman pucuk merah
supaya aman.
D. Penerapan ke depan (future)
Komponen
ini berisi rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang. Rencana
perbaikan yang akan diterapkan antara lain:
1. Koordinasi
yang lebih intensif dengan sumber daya manusia yang ada di sekolah
Untuk menjalankan suatu program,
diperlukan konsistensi dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, diperlukan
koordinasi yang intensif dengan kepala sekolah, rekan sejawat, siswa, wali
murid, dan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam program yang telah
dilaksankan.
2. Melakukan
monev dari kegiatan yang telah berjalan
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
meninjau program yang telah dilaksanakan, menganalisis hambatan dan tantangan
yang dihadapi, dan menemukan solusi permasalahan yang dihadapi.