Untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan dengan hal itu ada tiga macam model yang dapat digunakan dalam pengembangan perangkat, yaitu Model Kemp , Model Four-D, dan Model Dick-Carey (Trianto, 2007:53).
1. Model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp
Menurut Kemp (1994), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus tersebut. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka sebaiknya pengembangan perangkat itu dimulai dari tujuan. Secara umum model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp (Kemp,et al., 1994 :9)
Tahap-tahap dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, (1994: 9) dijelaskan sebagai berikut:
a. Instructional Problems (Masalah Pembelajaran)
Pada tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan kajian yang akan dikembangkan perangkatnya.
b. Leaner Characteristics (Karakteristik Siswa)
Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik siswa yang akan menjadi subjek implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap pelajaran.
c. Task Analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas merupakan perincian isi mata ajar dalam bentuk garis besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan sosial. Analisis tugas ini meliputi analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum sedangkan analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sehingga diperoleh peta tugas. Analisis konsep dilakukan dengan mengidenfikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis ini akan diperoleh peta konsep. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan alokasi waktu. Analisis pemrosesan informasi ini akan menghasilkan cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam pembelajaran yang tertuang dalam satu rencana pembelajaran.
d. Instructional Objectives (Merumuskan Tujuan Pembelajaran)
Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus (indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang dilakukan pada tahap masalah pembelajaran.
e. Content Squencing (Urutan Materi Pembelajaran)
Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran.
f. Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)
Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Instructional Delivery (Cara Penyampaian Pembelajaran)
Metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan pembelajaran, yang dapat bersifat klasikal, kelompok, atau individual.
h. Evaluation Instruments (Instrumen Penilaian)
Instrumen penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.
i. Instructional Resources (Sumber Pembelajaran)
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam membuat media pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu ketersediaan secara komersial, biaya pengadaan, waktu untuk menyediakannya dan menyenangkan bagi siswa.
j. Revision (Revisi Perangkat)
Revisi perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi perangkat dilakukan melalui tahap telaah oleh para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba I maupun hasil uji coba II.
k. Formative Evaluation (Penilaian Formatif)
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setiap selesai satu unit proses pembelajaran. Penilaian ini berguna untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.
l. Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.
m. Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)
Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir seluruh pembelajaran, dapat juga berupa kegiatan menindaklanjuti siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran untuk menentukan apa dan bagaimana ia menggunakan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya dalam program pembelajaran.
n. Support Services (Pelayanan Pendukung)
Pelayanan pendukung meliputi ketersediaan anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, kemampuan staf, pengajar, perancang pembelajaran, pakar, dan lain sebagainya.
2. Model pengembangan perangkat menurut Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick dan Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey (1990). Model perancangan dan pengembangan pengajaran menurut Dick dan Carey adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi tujuan
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran.
b. Melakukan analisis instruksional
Yakni menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari.
c. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa.
d. Merumuskan tujuan kinerja
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
Gambar 2. Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran Menurut Dick & Carey
e. Pengembangan tes acuan patokan
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan.
f. Pengembangan strategi pengajaran
Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi pengajaran untuk mencapai tujuan akhir.
g. Pengembangan atau memilih pengajaran
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran, seperti petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan panduan guru.
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi data tersebut.
i. Menulis perangkat.
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas.
j. Revisi pengajaran.
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan.
3. Pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, dkk (1974) adalah model 4-D, yang terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan dessimenate. Model pengembangan Four-D (4-D) tampak seperti gambar 3 berikut.
Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D
(Thiagarajan,Semmel,dan Semmel 1974)
Berikut uraian ke-empat tahap beserta komponen-komponen model 4-D oleh Thiagarajan, dkk.
a. Tahap pendefinisian (define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Pada tahap awal ini dilakukan analisis untuk menentukan tujuan pembelajaran dan batasan materi yang akan dikembangkan. Tahap pendefinisian terdiri dari tiga langkah analisis, yaitu:
1) Analisis awal-akhir. Langkah ini digunakan untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi dosen. Dalam analisis awal akhir diperlukan pertimbangan berbagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaran.
2) Analisis siswa. Langkah ini dilakukan untuk menelaah siswa. Dilakukan identifikasi terhadap karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan dan pengembangan pembelajaran.
3) Analisis tugas dan konsep. Analisis tugas dan konsep adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran, analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar, analisis ini mencakup: (1) analisis struktur isi, (2) analisis prosedur, (3) analisis proses informasi, (4) analisis konsep, dan (5) perumusan tujuan.
4) Analisis tujuan. Analisis yang dilakukan untuk menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
b. Tahap perancangan (design)
Tahap ini bertujuan untuk merancang prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, sebagai berikut.
1) Penyusunan tes acuan patokan, langkah ini merupakan penghubung antara tahap define dan design. Tes acuan patokan mengkonversi tujuan-tujuan khusus ke dalam garis besar materi pembelajaran.
2) Pemilihan media adalah langkah yang dilakukan untuk menentukan media yang tepat dengan penyajian materi pelajaran.
3) Pemilihan format adalah langkah yang berkaitan erat dengan pemilihan media.
c. Tahap pengembangan (develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar.
1) Validasi perangkat oleh pakar diikuti dengan revisi.
2) Uji coba terbatas, hasilnya sebagai dasar revisi.
3) Uji coba lebih lanjut pada kelas yang sesungguhnya
d. Tahap penyebaran (disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang luas dan bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat hasil pengembangan.
No comments:
Post a Comment