Setelah sebulan di Surabaya, saya baru menyadari bahwa ternyata Kebun Binatang Surabaya (KBS) itu dekat dengan tempat tinggal saya. Cukup berjalan kaki 45 menit atau 15 menit naik angkutan umum akan sampai di Kebun Binatang Surabaya. Meski sudah sering berkunjung ke kebun binatang saya tetap penasaran dengan kebun binatang yang satu ini.Dari halte Rumah Sakit Islam (RSI) saya naik Lyn D dan turun tepat di depan Toko Buku Toga Mas karena ada tugas untuk membeli sebuah buku pegangan kuliah. Dari Toga Mas, saya dan seorang teman berjalan kira-kira 200 meter ke selatan. Kami menyempatkan diri untuk berfoto di depan Kebun Binatang Surabaya. Di depan KBS, ada patung lambang Kota Surabaya yang tingginya sekitar 10 m. Setelah puas berfoto ria, kami masuk ke KBS dengan membeli karcis di loket.
Untuk masuk ke Kebun Binatang Surabaya, cukup membayar Rp 15.000,00 per orang. Seperti kebun binatang pada umumnya, KBS dihuni beraneka ragam satwa. Hal yang unik menurut saya dari Kebun Binatang Surabaya adalah kondisi alamnya yang masih natural dan cukup luas. Kebun Binatang Surabaya bak sebuah hutan yang dihuni berbagai jenis satwa dalam kerangkeng. Ketika memasuki KBS, saya langsung menuju ke lokasi jerapah dan zebra. Jerapah dan zebra di Kebun Binatang Surabaya dijadikan satu lokasi. Dua ekor zebra dan seekor jerapah hidup berdampingan dan menciptakan perpaduan pemandangan yang menyenangkan. Zebra dengan kulit hitam dan putih bergaris sedangkan jerapah dengan kulit coklat dan putih yang membentuk pola teratur.
Zebra dan jerapah merupakan hewan yang jinak sehingga keberadaan mereka hanya dipagari dengan bambu dan kawat yang tingginya tidak sampai 3 m. Cukup rindang berjalan-jalan di Kebun Binatang Surabaya. Tidak terasa lagi cuaca panas Kota Surabaya. Mayoritas pengunjung membawa anak-anak dan membebaskan mereka untuk berjalan dan berlari di lokasi KBS. Ada yang mengambil kesempatan untuk menyuapi buah hati mereka yang sulit untuk makan. Berada di KBS membuat saya sejenak melupakan keramaian Surabaya.
Di Kebun Binatang Surabaya, ada hewan yang hidup sendiri seperti harimau dan ular, ada pula yang hidup berkelompok seperti rusa pada foto di samping. Populasi rusa tersebut dipagari kawat yang tingginya kira-kira 1,5 m. Mereka tampak jinak dengan tanduk-tanduk yang indah. Siang yang terik dan berteduh di bawah rindang pepohonan rupanya menjadi pilihan bagi rusa-rusa itu untuk menikmati kehidupan mereka yang tanpa beban. Memandang lalu lalang pengunjung dan menatap bidikan kamera mungkin adalah pengalaman yang biasa mereka dapatkan setiap hari. Rusa-rusa itu tampak tenang dan tidak menunjukkan reaksi penolakan terhadap aksi pengunjung yang berulang kali melakukan hal yang sama.
Rasanya tak akan habis bila menceritakan hasil kunjungan saya ke Kebun Binatang Surabaya. Seperti Kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta, Jatim Park 2 di Kota Batu, dan Taman Reptil Purbalingga, Kebun Binatang Surabaya juga meninggalkan kesan yang menyenangkan bagi saya. Sebagai tempat refreshing setelah mengerjakan tugas-tugas kuliah, Kebun Binatang Surabaya memberikan ruang hijau yang menyegarkan tubuh dan pikiran. Demikianlah yang saya tangkap dari bidikan kamera saku pekan kemarin, Anda tertarik untuk berkunjung?
No comments:
Post a Comment