Sahabat pembaca di manapun berada, salam sehat, semangat, dan bahagia.
Alhamdulillah, saat ini saya telah memasuki paket modul yang terakhir dalam Pendidikan Guru Penggerak. Modul yang saya pelajari saat ini adalah modul 3.1. dengan judul Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Tulisan ini saya susun untuk melengkapi tugas dalam LMS pada bagian koneksi antarmateri. Pada bagian ini, saya akan menyampaikan koneksi antarmateri yang sudah saya pelajari mulai dari modul-modul sebelumnya dengan materi yang saya pelajari saat ini.
Guru Membimbing Siswa |
Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang terdapat pada anak untuk mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ibarat menanam biji jagung, petani harus merawat biji tersebut dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan buah jagung yang berkualitas. Filosofi Patrap Triloka yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, juga perlu dijiwai oleh guru dalam setiap langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini penting untuk diperhatikan agar keputusan yang diambil oleh guru senantiasa berpihak pada murid.
Mengambil keputusan dalam situasi yang melibatkan dilema etika bukanlah hal yang mudah. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita pedomani akan sangat berpengaruh terhadap keputusan yang kita ambil. Nilai dan prinsip dalam diri seseorang tumbuh dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor bawaan sejak lahir. Adapun faktor eksternal adalah dari lingkungan keluarga dan masyarakat di mana individu tersebut dibesarkan. Nilai dan prinsip yang tertanam dalam kehidupan keseharian kita akan menjadi faktor dominan dalam pengambilan keputusan.
Coaching dalam Pengambilan Keputusan |
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat dilakukan dengan bantuan coaching. Coaching merupakan bentuk komunikasi yang memberdayakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi individu atau untuk menggali potensi. Apabila menghadapi murid yang mempunyai permasalahan, guru dapat membantu menyelesaikan masalah siswa tersebut dengan menjadi coach. Dalam hal ini guru tidak memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi, tetapi membantu murid (coachee) menyelesaikan masalahnya sendiri.
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat melibatkan empat paradigma yaitu paradigma kebenaran lawan kesetiaan, keadilan lawan rasa kasihan, individu lawan masyarakat, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain itu, dalam pengambilan keputusan, terdapat tiga prinsip yaitu berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli. Penentuan paradigma dan prinsip dalam pengambilan keputusan ini akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianut oleh seorang guru sebagai pengambil keputusan.
Setelah memahami paradigma dan prinsip pengambilan keputusan, perlu dilakukan pengujian keputusan. Untuk mengambil suatu keputusan yang berdampak pada lingkungan yang aman, positif, kondusif, dan nyaman, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi yang dihadapi; (2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut; (3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan; (4) pengujian benar atau salah; (5) pengujian paradigma benar lawan benar; (6) melakukan prinsip resolusi; (7) investigasi opsi trilema; (8) buat keputusan; (9) lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Diskusi dalam Penyelesaian Studi Kasus |
Untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam komunitas sekolah, kesulitan-kesulitan yang saya hadapi mungkin terjadi pada saat saya melakukan identifikasi permasalahan yang melibatkan dilema etika. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan rekan sejawat saya dalam komunitas sekolah bisa jadi merupakan permasalahan yang beragam. Selain itu, sebelum mempelajari modul 3.1. ini saya belum terbiasa untuk menerapkan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan. Paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan ini adalah hal yang baru bagi saya. Untuk dapat mengambil keputusan yang bertanggungjawab sebagai pemimpin pembelajaran, saya memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti kepala sekolah, teman sejawat, dan wali murid.
Pengambilan keputusan yang saya lakukan sebagai pemimpin pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap masa depan murid-murid saya. Pengambilan keputusan yang tepat dapat mendukung murid saya untuk berkembang sesuai dengan potensi dirinya dan memerdekakan mereka sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat. Sebaliknya, apabila keputusan yang saya ambil tidak membawa dampak positif atau tidak berpihak pada murid, maka hal tersebut akan menghambat bertumbuhnya potensi baik dalam diri mereka.
Kesimpulan Akhir:
- Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid hendaknya didasari oleh filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu menuntun segala kodrat pada anak untuk mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
- Nilai dan prinsip dalam diri seorang pendidik akan memengaruhi proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
- Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dapat dilakukan dengan menggunakan teknik coaching.
- Terdapat empat paradigma dalam pengambilan keputusan, yaitu paradigma kebenaran lawan kesetiaan, keadilan lawan rasa kasihan, individu lawan masyarakat, dan jangka pendek lawan jangka panjang.
- Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli
- Terdapat sembilan langkah dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, yaitu (1) mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi yang dihadapi; (2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut; (3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan; (4) pengujian benar atau salah; (5) pengujian paradigma benar lawan benar; (6) melakukan prinsip resolusi; (7) investigasi opsi trilema; (8) buat keputusan; (9) lihat lagi keputusan dan refleksikan
- Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang memerdekakan akan membawa dampak positif bagi masa depan murid.