Guava Juice With Orange

Memetik buah di kebun sendiri adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Musim mangga petik mangga, musim rambutan petik rambutan, musim jambu petik jambu. Wah, rasanya rumah saya seperti agrowisata mini yang sejuk.
Bulan Maret ini, pohon jambu biji merah di sebelah timur rumah saya tengah berbuah. Buahnya tak begitu banyak,tetapi cukup bagi keluarga kecil kami yang berjumlah empat orang.
Sahabat pecinta jus buah-buahan, saya tertarik untuk membuat jus jambu merah dengan sedikit campuran buah jeruk. Jambu merah yang manis dipadu dengan rasa jeruk yang sedikit asam, tentu menambah citarasa dan kesegaran aroma minuman ini.

Huruf-Huruf yang Membesar

Seorang anak perempuan cantik, Nabila namanya. Ia belum keluar kelas saat bel istirahat berbunyi. Ingin ditunjukkannya sesuatu yang dibawanya kepada ibu guru. Bohlam lampu bekas yang telah dibersihkan isinya hingga tak ada lagi penutupnya. Ibu guru lalu meminta Nabila mengisi bohlam bekas itu dengan air hingga hampir penuh. Setelah penuh, bohlam itu ditutup dengan balon yang diikat dengan karet gelang. Lalu, bohlam itu diarahkan ke sebuah buku yang ada di meja ibu guru. Wow, ternyata huruf-huruf yang dilihat dengan bohlam berisi air itu menjadi lebih besar ukurannya. Ternyata, bohlam lampu bekas berisi air dapat disulap menjadi sebuah kaca pembesar. Mudah sekali membuat kaca pembesar sederhana. Hm, bagaimana ya jika bohlam itu diberikan kepada kakek untuk membaca?

Kecanthol

Kecanthol.
Aku tersenyum sendiri mengingat kata yang satu ini. Dalam Bahasa Indonesia, orang biasa menyebutnya dengan istilah kecantol. Tetapi, dalam Bahasa Jawa dinamakan kecanthol. Kecanthol dalam bahasa sederhana dapat diartikan tersangkut sesuatu. Mengapa saya ingin tersenyum mendengar atau membaca kata kecanthol ?
Setelah jam istirahat pertama usai, bel masuk berbunyi. Sebagian siswa perempuan masih menyapu di beranda kelas. Anak laki-laki mulai memasuk ruangan. Adapula yang masih di luar menghabiskan jajan. 
Saya melangkah mendekati kelas. Di pintu, anak-anak berkerumun. Sepertinya sesuatu telah terjadi. Ternyata benar, Tetuko anak paling aktif di kelasku sedang menarik-narik sesuatu di tepi pintu. "Ugh, ugh, uhhhh, angel banget sih ". Anak-anak yang lain bersorak-sorai membuat panik, ada juga yang tertawa terbahak-bahak. Lalu aku mendekat. Oh, ternyata lubang kancing baju lengan panjang di bagian pergelangan tangan anak itu tersangkut paku di pintu. Spontan saja aku ikut tertawa. Karena geli, aku lalu berkata pada anak itu, "Ya sudah kamu di situ saja sampai nanti, itu karena kamu terlalu aktif sehingga pintu pun ingin mengekang tanganmu ". Hampir 15 menit kubiarkan anak itu melepaskan bajunya yang tersangkut paku. Setelah berhasil lepas, anak itu lalu duduk terdiam dan nyaris menangis. Lucu juga pemandangan seperti ini. Dalam hati aku tertawa geli melihat putraku yang begitu aktif bisa  kecanthol paku di pintu kelas :)

Keputusan Bersama

Hai sahabat pembaca,bagaimana kabar anda ?
Malam gerimis. Saya masih menatap layar dan menarikan jari-jari di atas keyboard. Ada yang ingin saya katakan lewat larik-larik tulisan ini. 
Menuangkan cerita sehari-hari bersama anak-anak di kelas adalah hal yang menyenangkan. Termasuk cerita mengajar saya yang satu ini.
Sahabat guru mungkin mengetahui bahwa materi PKn kelas V cukup mudah dibanding dengan kelas sebelumnya,yaitu kelas IV. Mudahnya materi dan sedikitnya kompetensi dasar yang harus disampaikan serta waktu yang banyak tersedia membuat saya nyaris kehabisan ide untuk pembelajaran.

Seberkas Bianglala di Atas Meja

Hari berganti,malam berlalu. Hidup mengalir dengan warna-warna yang berbeda.
Seperti saat ini, dalam seberkas warna malam yang gelap,saya ingin menuangkan tujuh warna di atas layar dalam sebuah karya sederhana yang saya beri judul "Bianglala di Atas Meja".
Membaca judulnya, anda mungkin membayangkan bahwa saya tengah menulis cerita fiksi. Membayangkan sebuah pelangi, di mana pelangi itu menghiasi meja. Namun ternyata bukan.  
Sahabat pembaca, sudah lama sekali saya ingin membuat media ini. Bahkan sebelum saya belajar tentang VBA pada powerpoint, saya memiliki angan-angan untuk membuat sebuah media yang dapat membantu anak mengenal nama-nama pelangi dengan mudah.

Asyiknya Bermain Cahaya

Usai pesta siaga, waktu pembelajaran kembali normal seperti semula. Setelah istirahat ke dua, kami menuju ke ruang perpustakaan untuk mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya. Sekolah kami belum memiliki laboratorium, sehingga kami menuju ke ruang perpustakaan yang dapat dibuat gelap dengan menutupkan gordin dan pintu.
Pada percobaan pertama, ada 3 buah karton yang kami lubangi dengan pena setinggi lilin yang telah disiapkan. Karena tidak ada penjepit kertas, kami menggunakan beberapa buah buku untuk mengatur ketiga karton A,B, dan C sehingga lubang-lubang itu terletak pada satu garis lurus. Karton A diletakkan paling dekat dengan lilin, lalu diikuti oleh karton B dan C. Setelah itu, kami melihat cahaya lilin dari lubang karton C.
Ternyata, kami dapat melihat cahaya lilin melalui lubang karton tersebut. Saat salah satu karton digeser,cahaya lilin tidak tampak lagi. Dari sini kami menyimpulkan bahwa cahaya merambat lurus.